Halaman

BUKU TAMU

Cari Blog Ini

Rabu, 28 September 2011

RANGKAIAN TIMER



IC 555 atau yang dikenal juga sebagai IC timer dan juga sebagai pembangkit gelombang clock. Setidaknya sering digunakan menjadi dua rangkaian dasar, yang pertama rangkaian astable dan yang kedua rangkaian monostable.

Dalam tulisan kali ini akan dibahas tentang rangkaian Astable, rangkaian astable ini sendiri merupakan rangkaian yang keluarannya berlogika nol (0) dan berlogika satu (1) secara bergantian sesuai waktu yang kita tentukan.

Berikut rangkaiannya:

 Rangkaian Astable IC 555 | Rangkaian Clock

Komponen yang diperlukan antara lain:
-IC 555
-Resistor
-Variabel resistor
-Battery
-led sebagai indicator

Penjelasan rangkaian, input pengatur waktu kita dapat kan dengan mengatur besar variable resistor dan kapasitor yang dihubungkan dengan pin 2 dan 6 pada IC 555, keluaran astable nya dari pin 3, perhatikan hasil gelombang sinyal astable ( warna biru) dan gelombang tegangan dari proses pengisian dan pengosongan kapasitor ( warna merah) sebagai input di IC 555.

 Rangkaian Astable IC 555 | Rangkaian Clock
Baca Selengkapnya...

Selasa, 27 September 2011

Rangkaian penerima radio FM


Rangkaian penerima radio FM ini tersusun dari komponen-komponen sederhana yang banyak terdapat dipasaran. Walaupun begitu output yang dihasilkan darirangkaian penerima radio FM sederhana ini cukup memuaskan. Komponen sentral dari rangkaian ini hanya berupa transistor FET yang banyak terdapat dipasaran.
IC LM386 pada rangkaian diatas digunakan sebagai penguat sinyal output, Sedangkan VC1 adalah sebuah Varco (Variable Condensator) yang berfungsi sebagai penala frekuensi. Jika anda tidak ingin menggunakan IC LM386 sebagai penguat output, pada rangkaian Penerima FM ini anda dimungkinkan untuk menggunakan amplifier sendiri, anda bisa membuatnya terpisah dengan cara menghubungkan input amplifier dengan keluaran dari kaki C6. Rangkaian ini juga sudah dilengkapi dengan speaker jadi anda bisa langsung mendengar hasil siaran yang berhasil ditangkap.
Daftar Komponen untuk membuat Rangkaian Penerima Radio FM
1. Resistor : R1 (10 Kohm), R2 (1,2 Kohm), R3 (10 ohm), VR1 (1 Kohm) dan VR2 (10 Kohm)
2. Kapasitor : C1 (0,001 µF), C2 (15 pF), C3 (100 µF), C4 (4,7 pF), C5 (0,047 µF), C6 (0,1 µF), C7 (0,0047 µF), C8 (10 µF), C9 (10 µF), C10 (0,47 µF), C11 (220 µF), C12 (0,1 µF) dan VC1 (Varco 15 sd 120 pF)
3. Induktor : L1 (kawat email 1 mm, 7 lilitan, inti udara, diameter 10 mm) dan L2 (kawat email 0,3 mm, 30 lilitan, diameter 7 mm)
4. IC : LM 386
5. Transistor : FET 2N3819
6. LoudSpeaker
7. Antenna
Gambar skema rangkaian penerima radio  fm sederhana
Selamat mencoba rangkaian penerima radio FM sederhana ini, semoga berhasil 
Baca Selengkapnya...

Rangkaian Inverter mengubah arus DC menjadi arus AC


Rangkaian Inverterberguna untuk mengubah arus DC menjadi arus AC sekaligus menaikkan tegangan keluarannya. Skema Rangkaian yang akan kita bahas kali ini akan mencoba membuat sebuah inverter yang bisa merubah arus searah DC menjadi arus bolak-balik AC dengan tegangan input sebesar 12V DC dengan tegangan keluaran yang dihasilkan nantinya sebesar 220V AC.
Komponen-komponen utama dari rangkaian penaik tegangan (inverter) ini adalah dua buah transistor dan trafo step-up (penaik tegangan).
gambar skema rangkaian inverter ac dc
Dapat anda lihat pada skema rangkaian diatas, untuk membuat sebuah rangkaian inverter hanya diperlukan beberapa komponen sederhana. Transistor type 2N3055 ditambah dengan beberapa komponen dasar seperti resistor dan kapasitor, kemudian dihubungkan dengan transformator penaik tegangan dengan input masukan sebesar 12V dan output sebesar 220V.
Daftar komponen yang diperlukan untuk membuat rangkaian inverter ini adalah sebagai berikut:
C1, C2 68uf/25v
R1,R2 10 Ohm, 5Watt
R3,R4 180 Ohm, 1watt
D1,D2 5 A atau lebih
Q1,Q2 2N3055
T1 Transformator 11V,CT
Komponen-komponen diatas dapat dengan mudah anda cari di toko-toko elektronika. Yang perlu diperhatikan adalah pada komponen transistor Q1 dan Q2 harus dipasang dengan menggunakan kipas pendingin atau dengan menggunakan heatsink.
Rangkaian Inverter DC to AC 12 V to 220V ini bisa dimanfaatkan sebagai pilihan catu daya cadangan/emergency selain menggunakan generator set/Genset saat terjadi pemadaman listrik dari PLN.
Baca Selengkapnya...

Rangkaian Flip Flop


Rangkaian Flip Flopyang akan kita buat kali ini sangat sederhana. Hanya dibutuhkan satu transistor dan beberapa komponen dasar lainnya seperti resistor dan kapasitor. Catu daya yang dibutuhkan hanya 3 – 12 volt DC.
Rangkaian flip flopadalah rangkaian elektronika yang tersusun dari beberapa rangkaian dimana output dari rangkaian ini akan ditampilkan oleh dua buah Light Emitting Diode (LED) yang akan menyala berkedip secara bergantian. Karena nyala yang berkedip bergantian inilah banyak orang menyebutnya dengan nama flip flop.
Komponen yang dibutuhkan untuk membuat sebuah rangkaian LED flip flop sederhana ini adalah sebagai berikut:
R1, R3: 22 kohm
R2, R4: 150 ohm
TR1, TR2: FCS913
C1, C2: 47 volt uF/16
Baterai : 3 to 12 Volt
gambar skema Rangkaian Flip Flop sederhana
Pada rangkaian diatas cukup menggunakan baterai sebagai sumber daya yang besarannya antara 3 – 12 volt. Namun, untuk hasil kerja yang maksimum, kami sarankan pemberian catu dayanya sebesar 9volt. Catu daya ini bisa menggunakan baterai atau menggunakan adaptor DC.
Rangkaian lampu Flip Flop sederhana ini bisa anda gunakan sebagai hiasan lampu sepeda motor, ajang uji coba dan sebagai bahan untuk belajar elektronika.
Pada kesempatan yang akan datang kita akan mencoba membuat rangkaian flip flop sederhana lainnya dimana komponen utama yang dibutuhkan bukan sebuah transistor seperti yang sedang kita buat sekarang ini, melainkan  sebuah komponen 
Baca Selengkapnya...

Rangkaian LED Berjalan Sederhana


Rangkaian LED banyak sekali kita temukan disekeliling kita. lampu hias, lampu indikator dan tulisan berjalan banyak memanfaatkan susunan dari lampu LED ini. Pada kesempatan kali ini kita akan coba membuat sebuahrangkaian LED yang akan menampilkan nyala lampu yang berjalan secara bergantian atau sering dikenal dengan sebutan rangkaian lampu berjalan / running LED.
Untuk membuat rangkaian led berjalan dibutuhkan beberapa komponen elektronika sederhana yaitu rangkaian multivibrator astabil, rangkaian pencacah pulsa naik-turun 4 bit (IC 74LS191) serta rangkaian dekoder 4 ke 16 (IC 74LS154).
Kecepatan pergerakan nyala LED dipengaruhi oleh besarnya frekuensi detak (clock). Setiap detak (pulsa) akan dicacah oleh IC 74LS191 dengan mode pencacahan yang dipengaruhi oleh keluaran NAND latch. Keluaran Nand Latch akan berlogika tinggi jika pin 17 dari IC 74LS154 berlogika rendah (kondisi ini akan membuat cacahan menaik). Demikian sebaliknya keluaran Nand Latch akan berlogika rendah jika pin 1 dari IC 74LS154 berlogika rendah (kondisi ini akan membuat cacahan menurun).
Ketika cacahan menaik maka nyala LED akan bergerak dari LED di pin 1 ke 17, sebaliknya maka nyala LED akan bergerak dari LED di pin 17 ke 1.
gambar skema rangkaian led berjalan sederhana
Aplikasi penggunaan lampu LED ini bisa anda terapkan untuk membuat tulisan berjalan atau lampu hias dirumah. Rangkaian LED ini akan menyalakan lampu secara bergantian dan akan nampak seperti berjalan dari kiri ke kanan.
Baca Selengkapnya...

Rangkaian lampu neon (lampu emergency)


Rangkaian lampu neon (lampu emergency) bisa menjadi alternatif sumber pencahayaan ruangan pada saat aliran listrik dari PLN putus. Rangkaian ini hanya membutuhkan beberapa komponen sederhana yang mudah ditemukan dipasaran. Hanya dibutuhkan komponen utama berupa trafo step-up yang bisa menghasilkan tegangan hingga 350 V dengan input hanya 12V DC.
Ditambah lagi dengan beberapa komponen dasar seperti resistor, transistor jenis mosfet dan kapasitor sudah bisa membentuk sebuah rangkaian lampu emergency.
gambar skema lampu neon 12 vdc lampu emergency
Daftar komponen lengkap yang kita butuhkan untuk membuat sebuah rangkaian lampu neon (lampu emergency) ini adalah sebagai berikut:
C1: 100uf 25V Electrolytic Capacitor
C2, C3 : 0.01uf 25V Ceramic Disc Capacitor
C4 : 0.01uf 1KV Ceramic Disc Capacitor
R1 : 1K 1/4W Resistor
R2 : 2.7K 1/4W Resistor
Q1 : IRF510 MOSFET
U1 : TLC555 Timer IC
T1 : 6V 300mA Transformer
Lampu : 4W Fluorescent Lamp (neon)
Komponen tambahan berupa papan PCB, jumper dan pendingin (Heatsink) untuk transistor Q1.
Catatan: Pendingin (heatsink) harus terpasang pada komponen transistor untuk menghindari panas yang berlebihan. Hati-hati dengan kejutan listrik yang ditimbulkan oleh rangkaian lampu neon (lampu emergency) ini.
Baca Selengkapnya...

ALAT PENGHITUNG LED 7 SEGMEN


Rangkaian alat penghitung LED 7 segmentmerupakan alat penghitung sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung pulsa maupun sebagai alat hitung lainya. Alat ini juga merupakan dasar dari berbagai penghitung yang biasa digunakan pada toko-toko maupun tempat lainya. Rangkaian ini merupakan rangkaian TTL dan harus menggunakan masukan TTL . Alat ini dapat anda kembangkan dengan mudah karena merupakan rangkaian yang sederhana.
Anda dapat menambahkan jumlah digit yang anda inginkan pada rangkaian alat penghitung LED 7 segment ini sesuai dengan keinginan anda dengan cara membangun rangkaian lainya sesuai dengan kebutuhan. Anda dapat menambahkan rangkaian baru dengan cara menghubungkan pin 11-6 pada persimpangan dan menghubungkan pin 14 dengan komponen 74LS90 di sirkuit lainnya.
gambar skema rangkaian alat penghitung LED 7 segment
Berikut ini adalah komponen yang anda butuhkan untuk membuat rangkaian LED 7 segment ini:
R1-R7 7 470 Ohm 1/4 Watt Resistor
U1 1 74LS90 TTL BCD Counter IC 7490,74HC90
U2 1 74LS47 TTL Seven Segment Display Driver IC 7447,74HC47
DISP1 1 Common Anode 7 Segment LED Display
MISC 1 Board, Sockets For ICs, Wire
Rangkaian diatas merupakan rangkaian dasar dengan satu digit angka, jika anda membutuhkan penghitung dengan beberapa digit angka anda bisa menambahkan rangkaian lain sesuai dengan kebutuhan anda. Dengan format masukan TTL anda bisa menghitung apa saja dengan menggunakan Rangkaian alat penghitung LED 7 segment ini.
Baca Selengkapnya...

Rangkaian Audio Amplifier 50 Watt


Rangkaian Audio Amplifier 50 Watt yang kami sajikan kali ini cukup kompak dan sederhana, dengan output keluaran sebesar 50 watt. Audioamplifier ini bisa anda gunakan sebagai penguat untuk radio, Televisi, Tape, VCD/DVD dan perangkat audio lainnya. Selain itu rangkaian amplifier ini juga bisa digunakan sebagai penguat untuk perangkat yang memang belum ada pre-amplifiernya seperti microphone, gitar listrik dan perangkat un-amplified lainnya.
Rangkaian yang dibutuhkan untuk membangun rangkaian Rangkaian Audio Amplifier 50 Watt ini tidak terlalu kompleks, hanya menggunakan dua buah IC (Integrated Circuit), 2 buah transistor dan beberapa kompone pasif  lainnya.
gambar skema Rangkaian Audio Amplifier 50 Watt
Berikut ini daftar komponen yang dibutuhkan untuk membuat amplifier 50 watt:
R1 1 200 Ohm 1/4 W Resistor
R2 1 200K 1/4 W Resistor
R3 1 30K 1/4 W Resistor
R5 1 1K 1/4 W Resistor
R6 1 5K 1/4 W Resistor
R7,R10 2 1 Meg (5%) 1/2 W Resistor
R8,R9 2 0.4 Ohm 5 W Resistor
R11 1 10K Pot
R12,R13 2 51K 1/4 W Resistor
R14 1 47K 1/4 W Resistor
C1 1 100uF 35V Electrolytic Capacitor
C2 1 0.011uF Capacitor
C3 1 3750pF Capacitor
C4,C6 2 1000pF Capacitor
C5,C7,C8 3 0.001uF Capacitor
C9 1 50pF Capacitor
C10 1 0.3uF Capacitor
C11,C12 2 10,000uF 50V Electrolytic Capacitor
U1,U2 2 741 Op Amp
U3 1 ICL8063 Audio Amp Transister Driver thingy
Q1 1 2N3055 NPN Power Transistor
Q2 1 2N3791 PNP Power Transistor
BR1 1 250 V 6 Amp Bridge Rectifier
T1 1 50V Center Tapped 5 Amp Transformer
S1 1 SPST 3 Amp Switch
S2 1 DPDT Switch
F1 1 2 Amp Fuse
SPKR1 1 8 Ohm 50W Speaker
MISC 1 Case, Knobs, Line Cord, Binding Posts Or Phono Plugs (For Input And Output), Heatsinks For Q1 And Q2
Distorsi yang timbul dari rangkaian ini kurang dari 0,1% sampai dengan 100 Hz dan naik sampai dengan 1% pada saat keluaran mencapai 20 KHz. Transistor Q1 dan Q2 harus dipasang dengan menggunakan heatsink (pendingin) untuk menghindari panas yang berlebihan pada Rangkaian Audio Amplifier 50 Watt ini.
Baca Selengkapnya...

Senin, 26 September 2011

RANGKAIAN REMOTE KONTROL DENGAN INFRA RED


Rangkaian Remote Control Dengan Infra Red (Infra Merah)merupakan salah satu rangkaian yang cukup menarik untuk kita pelajari. Dengan menggunakan remote control infra red ini kita bisa mengendalikan peralatan-peralatan elektronika seperti TV, AC dan lain-lain.
Cara kerja Rangkaian remote control ini adalah dengan cara mengirimkan sejenis “tone” melalui media LED Infra Red yang kemudian diterima oleh receiver untuk di decode kan yang kemudian akan dijalankan sesuai perintah yang diterima. Receiver hanya akan bekerja pada saat mendengar tone tersebut.
Rangkaian remote control ini terbagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah rangkaian transmitter dan yang kedua adalah rangkaian penerimanya (receiver).
Rangkaian transmitter hanya terdiri dari 2 transistor dan 1 buah LED Infra red, ditambah dengan beberapa resistor dan catu daya tentunya. Berikut skema rangkaian transmitter remote controlnya.
gambar skema rangkaian transmitter remote control
Sedangkan untuk rangkaian receivernya, komponen yang digunakan lebih banyak, namun tetap kompak dan simple. Berikut gambar skema rangkaian penerima remote control nya.
gambar skema rangkaian receiver remote control infra red merah
Daftar komponen yang diperlukan untuk membuat sebuah rangkaian remote control dengan infra red seperti diatas adalah sebagai berikut:
R1 1 22K 1/4W Resistor
R2 1 1 Meg 1/4W Resistor
R3 1 1K 1/4W Resistor
R4, R5 2 100K 1/4W Resistor
R6 1 50K Pot
C1, C2 2 0.01uF 16V Ceramic Disk Capacitor
C3 1 100pF 16V Ceramic Disk Capacitor
C4 1 0.047uF 16V Ceramic Disk Capacitor
C5 1 0.1uF 16V Ceramic Disk Capacitor
C6 1 3.3uF 16V Electrolytic Capacitor
C7 1 1.5uF 16V Electrolytic Capacitor
Q1 1 2N2222 NPN Silicon Transistor 2N3904
Q2 1 2N2907 PNP Silicon Transistor
Q3 1 NPN Phototransistor
D1 1 1N914 Silicon Diode
IC1 1 LM308 Op Amp IC
IC2 1 LM567 Tone Decoder
LED1 1 Infa-Red LED
RELAY 1 6 Volt Relay
S1 1 SPST Push Button Switch
B1 1 3 Volt Battery Two 1.5V batteries in series
MISC 1 Board, Sockets For ICs, Knob For R6, Battery Holder
RELAY 1 6 Volt Relay
Komponen-komponen diatas bisa anda temukan di toko-toko elektronik terdekat. Dengan modal yang tidak terlalu besar, anda sudah bisa membuat rangkaian remote control dengan infra red sendiri. Selamat mencoba
I have received a number of emails requesting schematics for infa-red remotes. So here is one. This remote transmits a tone using an infa-red LED. This tone is decoded by the receiver. Since the receiver only switches when it “hears” the tone, there are no accidental activations.
Baca Selengkapnya...

RANGKAIAN PENGUSIR TIKUS


Rangkaian pengusir tikus ini bisa menjadi alternatif ampuh mengusir tikus-tikus yang mungkin banyak bersarang dirumah anda. Dengan menggunakan alat pengusir tikus elektronik ini, anda tidak perlu takut dengan efek samping yang ditimbulkan oleh kebanyakan metode pengusir tikus lainnya, misalkan dengan menggunakan racun tikus, anda pasti akan khawatir dengan bangkai yang ditimbulkan olehnya, atau anda mungkin juga cemas kalau-kalau racun tikus tersebut meracuni anak anda atau mungkin diri anda sendiri. :D
Dengan menggunakan pengusir tikus elektronik ini, polusi yang ditimbulkan bisa dikatakan hampir tidak ada. Rangkaian ini bekerja dengan cara mengeluarkan suara pada frekuensi 50KHz, dan suara ini akan membuat pendengaran para tikus-tikus tersebut sangat terganggu, dan dijamin mereka akan lari tunggang langgang.
Untuk membuat alat pengusir tikus  ini hanya dibutuhkan komponen-komponen sederhana yang pastinya banyak terdapat di toko-toko elektronik di kota anda.
Sebagai komponen utama, rangkaian ini menggunakan sebuah IC 555 yang tentunya sudah sangat tidak asing lagi buat anda para penghobi elektronika. Ditambah sebuah transistor SC1162 dan beberapa resistor dan kapasitor.
Berikut gambar skema rangkaian selengkapnya:
gambar skema rangkaian pengusir tikus elektronikDaftar komponen lengkap yang dibutuhkan untuk membuat sebuah rangkaian pengusir tikus elektronik ini adalah sebagai berikut:
R1 : 1K8
R2 : 1K
R3 : 5K6
R4 : 480R
C1 : 2,2nF
C2 : 0,022uF/6V
IC : 555
Q : SC1162
Speaker 4 ohm
Bagaimana teman-teman? sederhana sekali bukan? hanya dengan modal sekitar Rp. 20.000an saja saya rasa tikus – tikus dirumah anda akan berlarian dikarenakan takut dengan rangkaian pengusir tikus elektronika ini.

Baca Selengkapnya...

RANGKAIAN TANDA HUJAN


RANGKAIAN TANDA HUJANdapat kita manfaatkan untuk mengetahui suatu kondisi cuaca disuatu wilayah, apakah sedang hujan atau tidak. Pada saat terjadi hujan, sistem akan mengirimkan output yang bisa kita sambungkan dengan beberapa komponen sebagai pemberi tanda, misalnya kita sambungkan dengan  SCR sehingga bisa digunakan untuk mengaktifkan relay, menghidupkan lampu atau mengirimkan sinyal ke sistem keamanan rumah (security sistem).
Dalam pengaplikasiannya, rangkaian ini bisa kita gunakan untuk membantu mengontrol pekerjaan dirumah. Misalkan untuk memberikan tanda apabila terjadi hujan pada saat dimana kita sedang menjemur pakaian dan lainnya.
Komponen yang digunakan untuk membangun sebuah rangkaian detektor hujan ini cukup kompak dan sederhana, hanya terdiri dari beberapa komponen, yang utamanya adalah sensor dan buzzer.
Berikut ini daftar komponen lengkap yang digunakan untuk membuat sebuahrangkaian tanda hujan 
gambar skema rangkaian detektor hujan (rain detector)
Komponen | Jumlah | Nilai Komponen
  • R1 1 1K 1/4 W Resistor
  • R2 1 680 Ohm 1/4 W Resistor
  • D1 1 1N4001 Silicon Diode
  • BZ1 1 12V Buzzer
  • S1 1 SPST Switch
  • SCR1 1 C106B1 SCR
  • SENSOR 1 See Notes
  • MISC 1 Board, Wire, Case, PC Board (For Sensor)
Keterangan:
  1. The sensor is a small piece of PC board etched to the pattern showen in the schematic. The traces should be very close to each other, but never touching. A large spiral pattern would also work.
  2. Make sure to use a loud buzzer
Dari gambar skema rangkaian diatas dan daftar komponen yang digunakan sudah menjadi bekal yang cukup untuk anda membuat  sendiri.
Baca Selengkapnya...

Jumat, 23 September 2011

RANGKAIAN REMOTE KONTROL MOBIL MAINAN




Bermain mobil-mobilan yang dikendalikan lewat sinyal radio merupakan permainan yang menarik. Mobil mainan yang banyak digemari anak-anak, dengan ditambah rangkaian sederhana ini akan menjadi mobil mainan idaman. Rangkaian ini mengggunakan IC digital keluarga CMOS yang memerlukan arus listrik sangat kecil, sehingga tidak akan membebani kinerja mobil mainan asli.
Dalam sistem ini, sinyal radio tidak terus menerus dipancarkan tapi hanya dibangkitkan saat pengontrol mengirimkan perintah kanan/kiri atau maju/mundur, itupun hanya merupakan frekuensi radio yang terputus-putus, sehingga merupakan pengiriman pulsa-pulsa frekuensi gelombang radio.
Jumlah pulsa yang dikirimkan mewakili perintah yang dikirim, perintah MAJU diwakili dengan 8 pulsa, KIRI diwakili dengan 16 pulsa, KANAN 32 pulsa dan MUNDUR 64 pulsa. Perintah yang dikirimk bisa merupakan gabungan dari 2 perintah sekali gus, yaitu gabungan dari perintah maju/mundur dan kanan/kiri, sebagai contoh bisa dikirimkan perintah maju dan kiri sekali gus, dalam hal ini jumlah pulsa yang dikirim adalah 24, yaitu penjumlahan dari perintah maju sebanyak 8 pulsa dan perintah kiri sebanyak 16 pulsa.
Setelah sebuah perintah dikirim, sistem menghentikan pengiriman perintah dalam jeda waktu tertentu, jeda waktu ini diperlukan akan rangkaian penerima mempunyai waktu yang cukup untuk melaksakan perintah dengan baik. Pulsa-pulsa frekuensi itu terlihat dibagian kanan atas Gambar 1.

Gambar 1
Rangkaian Pemancar Radio Control

Cara kerja Pemancar

Sinyal radio dibangkitkan dengan rangkaian osilator yang dibentuk dengan transistor Q1 9016, frekuensi kerja dari osilator ini ditentukan oleh kristal Y1 yang bernilai 27,145 MHz. Bagian yang sangat kritis dari rangkaian osilator ini adalah T1, L1 dan L2, yang khusus dibahas tersendiri dibagian akhir artikel ini.
Kerja dari osilator ini dikendalikan oleh gerbang NOR U2D 14001, saat output gerbang (kaki nomor 3) ini bernilai ‘1’, osilator akan bekerja dan mengirimkan frekuensi radio 27,145 MHz, dan pada saat output U2D bernilai ‘0’ osilator akan berhenti bekerja.
Gerbang NOR U2D menerima sinyal clock dari gerbang NOR U2B. Gerbang NOR jenis CMOS dengan bantuan resistor R4 dan R5 serta kapasitor C8 membentuk sebuah rangkaian oscilator frekuensi rendah pembentuk clock untuk mengendalikan rangkaian digital yang ada. Kerja dari pembangkit clock ini dikendalikan lewat input kaki 6, rangkaian akan membangkitkan clock kalau input ini berlevel ‘0’.
Gerbang NOR U2A dan U2C membentuk sebuah rangkaian Latch (RS Flip Flop), karena pengaruh resistor R2 dan kapasitor C11 yang diumpankan ke kaki nomor 9 di U2C, pada saat rangkaian mendapat catu daya output U2C pasti menjadi ‘1’ dan output U2A (kaki nomor 3) menjadi ‘0’. Keadaan ini akang mengakibatkan pembangkit clock U2b bekerja membangkitkan clock dan melepas keadaan reset IC pencacah 14024 (U1), sehingga U1 mulai mencacah dan rangkaian osilator 27,145 MHZ mengirimkan pulsa-pulsa frekuensi selama pembangkit clock bekerja.
Pada saat mulai mencacah, semua output IC pencacah 14024 dalam kedaan ‘0’, setelah mencacah 8 pulsa maka output Q4 (kaki nomor 6) akan menjadi ‘1’, setelah mencacah 16 pulsa output Q5 (kaki nomor 5) menjadi ‘1’, setelah mencacah 32 pulsa output Q6 (kaki nomor 4) menjadi ‘1’, setelah mencacah 64 pulsa output Q7 (kaki nomor 3) menjadi ‘1’.
Output-output diatas dipakai untuk mengendalikan tegangan kaki 9 U2C lewat diode D1 dan D2, selama salah satu output itu masih bernilai ‘0’ maka pembangkit clock U2B masih bekerja, hal ini akan berlangsung terus sampai katode D1 dankatode D2 menjadi ‘1’ sehingga kaki 9 U2C menjadi ‘1’ pula. Keadaan ini akan mengakibatkan output kaki 3 U2A menjadi ‘1’, yang menghentikan pembangkit clock U2B dan me-reset pencacah 14024 danberhenti sudah pengiriman pulsa frekuensi 27.145 MHz.
Untuk membangkitkan jeda waktu agar rangkaian penerima mempunyai cukup waktu melaksanakan perintah, dipakai rangkaian Q2 9014, resistor R7 dan kapasitor C10. Besarnya waktu jeda ditentukan oleh besarnya nilai R7 dan C10. Saklar untuk mengirim perintah maju/mundur dan untuk mengirim perintah kiri/kanan merupakan dua saklar yang terpisah. Masing-masing saklar mempunyai 3 posisi, posisi tengah berarti skalar itu tidak mengirim perintah.

Cara kerja Penerima

Gambar 2 merupakan gambar rangkaian penerima yang dipasangkan dimobil-mobilan, berfungsi menerima sinyal dari pemancar untuk mengendalikan motor mobil-mobilan , agar mobil-mobilan bisa bergerak maju/mundur dan kiri/kanan. Transistor Q1 dengan bantuan resistor; kapasitor dan T1 membentuk sebagai rangkaian penerima sinyal radio 27,145 MHz. T1 dalam rangkaian ini persis sama dengan T1 yang dipakai di rangkaian Pemancar, cara pembuatannya dibahas dibawah.
Transistor Q2 berikut perlangkapannya membentuk rangkaian untuk merubah pulsa-pulsa frekuensi radio yang diterima dari pemancar menjadi pulsa-pulsa kotak yang bisa diterima sebagai sinyal digital oleh IC CMOS. Sinyal digital tadi akan diterima sebagai clock yang akan dicacah oleh IC pencacah 14024 (U2). Output 14024 akan sesuai dengan jumlah pulsa yang dikirim pemancar, perintah maju dan kiri (yang dipakai sebagai contoh dalam pembahasan bagian pemancar) merupakan pulsa sejumlah 24, hasil pencacahan pulsa ini mengakibatkan output 14024 menjadi Q4=’1’, Q5=’1’, Q6=’0’ dan Q7=’0’.
Sinyal digital yang diterima selain dipakai sebagai clock pencacah U2 IC 14024 yang dibicarakan di atas, dipakai pula untuk menggerakan 3 buah rangkaian penunda waktu untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang berfungsi mengatur kerja rangkaian.
Pulsa pengatur pertama akan muncul setelah kiriman pulsa frekuensi terhenti karena jeda waktu antara pengiriman kode, pulsa ini berfungsi untuk merekam hasil cacahan 14024 ke U3 14042 (D Flip Flop), sehingga kondisi akhir 14024 tetap dipertahankan untuk mengendalikan motor. Setelah hasil 14042 direkam ke 14024, pencacah 14042 direset oleh pulsa kedua, agar setelah lewat jeda waktu pencacah 14042 bisa mencacah mulai dari 0 kembali.
Rangkaian yang dibentuk dengan transistor Q3, Q4, Q7, Q8, Q9 dan Q10 dinamakan sebagai rangkaian H Bridge, rangkaian ini sangat handal untuk menggerakan motor DC. Dengan rangkaian ini motor DC bisa diputar ke-kanan, ke-kiri atau berhenti gerak. Syarat utama pemakaian rangkaian ini adalah tegangan basis Q7 dan tegangan basis Q10 harus berlawanan, misalnya basis Q7=’1’ dan basis Q10=’0’ motor berputar ke kiri, basis Q7=’0’ dan basis Q10=’1’ motor akan berputar ke kanan, basis Q7=’0’ dan basis Q10=’0’ motor berhenti gerak, tapi tidak boleh terjadi basis Q7=’1’ dan basis Q10=’1’.
Demikian pula Q5, Q6, Q11, Q12, Q13 dan Q14 membentuk sebuah H Bridge. H Bridge bagian kiri pada Gambar 2 dipakai untuk mengendalikan motor yang mengatur gerak mobil-mobilan kekiri/kanan, sedangkan H Bridge bagian kanan dipakai untuk mengendalikan motor yang mengatur gerak maju/mundur mobil-mobilan.
Hubungan antara outpur pencacah 14042 dan input D Flip Flop 14024 sudah disusun sedemikian rupa sehingga sinyal yang diumpankan ke masing-masing H Bridge tidak mungkin semuanya ‘1’ secara bersamaan.

Gambar 2
Rangkaian Penerima Radio Control

Pembuatan trafo TX dan RX

Trafo T1 pada rangkaian Pemancar dan Penerima, merupakan barang yang sama, dan harus dibuat sendiri. Trafo ini dibangun dengan menggunakan koker trafo plastik (spare part radio) yang punya step sehingga tampak 5 jalur yang bisa diisi dengan gulungan kawat, seperti terlihat dalam foto. Memakai koker ini memudahkan penggulungan kawat trafo. Kalau tidak bisa dapat koker sejenis itu, pakai saja yang biasa. Koker trafo ini kecil dan feritnya juga kecil (3 mm) seperti yang dulu sering dipakai untuk perakitan radio CB 27 MHz.
Kawat untuk trafo bisa memakai kawat yang di bongkar dari koker tersebut, buka hati hati gulungan kawat yang sudah ada didalam koker karena kawatnya cukup halus dan agak mudah putus.
Langkah 1: gulung kawat dari kaki yang diberi nomor 5 ke kaki 4 searah jam (CW) sebanyak 3 gulung persis di tingkat 1 (jalur setingkat diatas jalur paling bawah)
Langkah 2: Gulung kawat dari kaki 1 ke kaki 2 searah jarum jam sebanyak 4 gulung persis di tingkat 2.
Langkah 3: Lanjutkan gulungan (dari langkah 2) searah jarum jam sebanyak 3 seperempat gulung ke kaki 3 di tingkat Tiga. (Bisa ditentukan persis seperempat gulungan, karena kokernya memiliki jalur yang dibelah menjadi 4).

Pembuatan kumparan L1

Gulung kawat tembaga ukuran diameter 0,3 - 0,5 mm sebanyak 10 seperempat gulung pada koker diameter sekitar 4 mm (yang nantinya akan dilepas) juga searah jarum jam.

Pembuatan kumparan L2

Gulung kawat tembaga ukuran diameter 0,1 mm sebanyak 50 gulung pada koker plastik tanpa ferit diameter sekitar 3,5 - 4 mm (cari bahan plastik dari barang bekas) juga searah jarum jam. Panjang bagian yang di liputi gulungan sepanjang 5 mm.
Baca Selengkapnya...

CARA MENGUKUR RESISTOR

RESISTOR
Resistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari arang yang bersifat sebagai tahanan / penghambat. Satuan Resistor adalah Ohm (Ω). Ukuran lainnya adalah Watt.
1 Mega Ohm (MΩ) = 1.000 Kilo Ohm (KΩ)
1 Kilo Ohm (KΩ) = 1.000 Ohm (Ω)
Resistor memiliki gelang warna yang merupakan kode ukuran dari resistor tersebut. Resistor terbagi menjadi :
a. Fixed resistor ( resistor biasa ) adalah resistor yang ukurannya tetap.
 
b. Variable resistor adalah resistor yang ukurannya dapat dirubah.

Variable resistor ada 5 jenis yaitu :
• Potensiometer • Trimmer Potensio (Trimpot) • NTC (Negative Temperatur Coefficient) : semakin panas hambatannya semakin kecil • PTC (Positive Temperatur Coefficient) : semakin panas hambatannya semakin besar • LDR (Light Dependence Resistor) : bila terkena cahaya maka hambatan akan mengecilFungsi resistor dalam rangkaian elektronika :
• Sebagai beban rangkaian • Untuk membagi tegangan atau arus


Simbol Resistor dalam rangkaian :

Berikut daftar kode warna resistor :


Misal :
Resistor dengan gelang warna :
I. Coklat : 1
II. Hitam : 0
III. Merah : 00
IV. Perak : 10%
Jadi nilai resistor tersebut adalah 1000 Ohm atau 1 K Ohm dengan toleransi 10% artinya nilai aslinya bisa berkisar antara 900 Ohm – 1100 Ohm. Angka 900 didapat dari 1000 – (1000 x 10%) dan 1100 Ohm dari 1000 + (1000 x 10%).
GABUNGAN RESISTOR
Resistor Hubung Seri

Resistor yang dihubungkan seri nilai hambatannya adalah Rt = R1 + R2 + R ...
Misal : 1K Ohm + 1K Ohm = 2K Ohm

Resistor Hubung Paralel
Resistor yang dihubungkan paralel hasilnya adalah 1/Rt = 1/R1 + 1/R2 + 1/R .....
Misal : 1K Ohm diparalel dengan 1K Ohm hasilnya adalah 0,5 K Ohm.
Mengukur Resistor Dengan Multi Tester
1. Pastikan anda sudah melakukan zerro Ohm adj.
2. Putar batas ukur pada Ohmmeter (pastikan batas ukur lebih tinggi atau hampir sama dengan perkiraan resistor yang diukur).
3. Hubungkan probe ke masing-masing kaki resistor (bolak balik sama saja)
4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.

Kesimpulan Hasil Pengukuran1. Jarum menunjuk angka sesuai dengan ukuran aslinya : resistor baik
2. Jarum menunjuk angka lebih besar / kecil dari ukuran aslinya : resistor rusak
3. Jarum tidak bergerak sama sekali : resistor putus
4. Jarum menunjuk angka nol : resistor short
Baca Selengkapnya...

CARA MENGUKUR TRANSISTOR

TRANSISTOR
Transistor adalah termasuk komponen utama dalam elektronika. Transistor terbuat dari 2 dioda germanium yang disatukan. Tegangan kerja transistor sama dengan dioda yaitu 0,6 volt.
Transistor memiliki 3 kaki yaitu :
• EMITOR (E)
• BASIS (B)
• COLECTOR (C)
Jenis transistor ada 2 yaitu :
1. Transistor PNP (anoda katoda anoda / kaki katoda yang disatukan)
2. Transistor NPN (katoda anoda katoda / kaki anoda yang disatukan)
Contoh transistor : C 828, FCS 9014, FCS 9013, TIP 32, TIP 31, C5149, C5129, C5804, BU2520DF, BU2507DX, dll

Simbol di rangkaian : "Q", simbol gambarnya dibawah ini :

Menentukan Kaki Transistor
Menentukan Kaki Basis
Putar batas ukur pada Ohmmeter X10 atau X100.
Misalkan kaki transistor kita namakan A, B, dan C.
Bila probe merah / hitam => kaki A dan probe lainnya => 2 kaki lainnya secara bergantian jarum bergerak semua dan jika dibalik posisi hubungnya tidak bergerak semua maka itulah kaki BASIS.
Menentukan Kaki Colector NPN
Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K atau X10K.
Bila probe merah => kaki B dan probe hitam => kaki C. Kemudian kaki A (basis) dan kaki B dipegang dengan tangan tapi antar kaki jangan sampai terhubung. Bila jarum bergerak sedikit berarti kaki B itulah kaki COLECTOR.
Jika kaki basis dan colector sudah diketahui berarti kaki satunya adalah emitor.
Mengukur Transistor Dengan Multitester
Batas ukur pada Ohmmeter X10 / X100
TRANSISTOR PNP
 TRANSISTOR NPN


 TRANSISTOR NPN DENGAN DUMPER



Baca Selengkapnya...